Category: Post Formats

on

Fuel injection timing yang tidak tepat juga dapat menyebabkan engine mengalami penurunan kemampuan. Engine timing gears memiliki tanda referensi (1 and 2) yang berhubungan dengan cylinder no 1 pada kondisi top dead center. Fuel timing gear (3) menggerakan fuel camshaft. Merubah posisi main fuel pump relative terhadap fuel timing gear akan merubah fuel injection timing.

 

Skala (1) pada injection pump menunjukan posisi dari main fuel pump relative terhadap timing gear. Masing-masing tanda pada skala merepresentasikan perubahan timing sebesar 6°. Dengan melonggarkan retaining bolts (2) dan memutar bagian atas dari pompa kea rah engine akan memajukan (advance) injection timing. Sedangkan memutarkan bagian atas dari pompa menjauh dari engine akan memundurkan injection timing.

 

Untuk memeriksa fuel injection timing, lepaskan fuel line (1) dari No. 1 fuel pump. Longgarkan clamp (2) dan lepaskan penahan delivery valve. Lepaskan valve & spring dari delivery valve holder; kemudian ganti hanya holdernya saja (lihat slide no 28). Pasangkan injection line yang tersisa ke fuel pump no 1 dan arahkan ujung satunya ke wadah untuk menampung diesel fuel.

 

Setelah menyiapkan No. 1 fuel pump, gunakan socket wrench untuk memutarkan nut (panah) dan putarlah crankshaft sampai No. 1 piston berada di posisi 60° sebelum top dead center pada compression stroke.

CATATAN: Periksa valve clearances pada cylinder no 1 untuk memastikan bahwa cylinder berada di posisi compression stroke dan bukan exhaust stroke.

 

Pulley contains memiliki skala yang dimulai dari rentang 0° sampai 40° dan pointer

(panah). Masing-masing tanda pada skala menunjukan 5° putaran crankshaft. Saat memompa fuel priming pump, putarlah engine crankshaft sampai fuel berhenti mengalir dan bacalah angka yang ditunjukan pointer pada skala.

Nomor yang ditunjukan adalah fuel timing advance. Fuel injection timing specification untuk 3066 engine in pada 320 Hydraulic Excavator adalah 16° sebelum top dead center. Jika fuel injection timing tidak menunjukan 16° sebelum top dead center, putarlah fuel pump (seperti telah dijelaskan sebelumnya) untuk merubah injection timing.

on

Apabila unjuk kerja engine mengalami penurunan maka hal tersebut mungkin disebabkan oleh fuel injection nozzle yang tidak berfungsi dengan baik. Untuk menguji fuel injection nozzle operasikan engine pada HIGH IDLE (dengan menggunakan switch engine speed dial bypass) dan ukurlah speednya. Setelah melakukan pengukuran HIGH IDLE rpm selanjutnya longgarkan fuel supply line (1) pada injector yang dicurigai dan arahkan aliran fuel ke wadah yang telah disiapkan sebelumnya. Dengan fuel supply yang telah dilonggarkan operasikan engine pada kondisi HIGH IDLE dan ukurlah engine rpm. Jika engine speed lebih rendah dari nilai pengukuran HIGH IDLE speed sebelumnya maka problem yang terjadi tidak berkaitan dengan injector tersebut. Apabila HIGH IDLE speed tetap sama dengan kondisi sebelumnya maka lepaskanlah injector tersebut dan uji dengan menggunakan injector test stand. Apabila injector tersebut rusak maka gantilah injector tersebut. Selanjutnya periksa kembali unjuk kerja engine.

Untuk melepaskan fuel injection nozzle, longgarkan fuel return line (2) dari masing-masing injector dan lepaskanlah salurannya. Setelah melepas return line, longgarkan bolt (3) dan lepaskan clam nya. Injector harus ditarik lurus untuk bisa keluar dari head. Apabila injector tidak dapat meluncur dengan mudah gunakanlah wrench untuk memutarkan injector saat menaik injector keluar.

PERHATIAN

Jangan pernah membiarkan fuel untuk tumpah mengenai engine yang panas atau ke permukaan tanah. Panas dari engine kemungkinan cukup untuk menyebabkan fuel menyala yang berakibat pada cidera pada pelaksana pekerjaan dan kerusakan pada peralatan. Diesel fuel adalah cairan yang berbahaya sehingga tidak boleh mencemari lingkungan.

on

Fungsi dari idling sub-spring adalah untuk menjaga agar rpm engine dalam kondisi konstan saat LOW IDLE. Jika rpm engine berfluktuasi dengan tidak normal pada saat LOW IDLE maka hal tersebut bisa disebabkan oleh idling sub-spring yang tidak menempel pada governor tension lever sehingga control rack berada dalam posisi floating. Dengan mengencangkan idling sub-spring adjusting screw sampai spring menempel pada tension lever dapat mencegah posisi control rack berada dalam kondisi floating. Ketiak idling sub-spring memberikan sejumlah gaya pada tension lever maka LOW IDLE speed akan sedikit bertambah tapi akan menghentikan fluktuasinya.

Saat bekerja pada machine engine mungkin akan mengalami over speed setelah beban menghilang jika gaya idling sub-spring terlalu kuat menekan tension lever. Karena itu ketika melakukan penyetelan idling sub-spring tension kencangkanlah adjusting screw secukupnya hanya untuk menghilangkan kondisi LOW IDLE speed yang tidak stabil.

Fungsi dari full load adjustment screw adalah untuk membatasi travel dari rack pada saat kondisi FULL LOAD. Full load adjustment screw menyediakan positive stop untuk floating lever pada governor. Dengan memutar full load adjustment screw searah putaran jarum jam maka akan menambah jumlah fuel yang diinjeksikan sedangkan putaran sebaliknya pada full load adjustment screw akan mengurangi jumlah fuel yang diinjeksikan.

Engine menghasilkan horsepower maksimum ketika floating lever menyentuh full load adjustment screw (dengan engine pada full load rpm), Penyetelan yang salah pada full load adjustment screw akan mengakibatkan engine horsepower tidak sesuai dengan spesifikasinya. Bagaimanapun juga output engine tidak dapat diukur dalam kondisi FULL LOAD dengan standar 3066 pada machine 320 Hex dikarenakan engine tersebut tidak memiliki boost pressure tap dan controller akan men-destroke hydraulic pump sebelum engine mencapai kondisi full load. Jika engine memiliki masalah dengan power yang dihasilkannya dan setelah memeriksa kemungkinan penyebab masalah tersebut ( seperti kualitas fuel, fungsi governor control mechanism, altitude duration, kondisi air & fuel filter, kondisi fuel nozzle, injection timing) maka engine selanjutnya harus di uji diatas dynamometer.

CATATAN: Dengan melakukan sedikit modifikasi maka dapat dimungkinkan untuk memeriksa engine horsepower dengan engine masih berada di atas chasis. Prosedure ini mengharuskan untuk membuat lobang guna tempat pemasangan boost pressure tap pada air intake system. Memutuskan hubungan signal dari controller ke hydraulic pump dan (dengan cara memutuskan hubungan proportional reducing valve harness ataupun memutuskan dan menutup powershift pressure hose), kemudian membebani engine dengan beban hydraulic swing dan bucket pada saat mengukur besarnya boost pressure dan rpm.

Untuk melakukan prosedur ini, operasikan swing motor dengan melawan swing lock pin. Kemudian perlahan-lahan bebani dengan bucket sambil mengukur engine speed. Saat rpm engine turun sampai 1700 rpm (100 rpm dibawah full load speed) secara bertahap kurangi beban pada bucket. Dengan pengurangan pada beban bucket maka akan terjadi peningkatan pada rpm engine dan boost pressure. Boost pressure akan meningkat sampai mencapai harga maximum kemudian akan mulai turun kembali. Catat nilai rpm dan boost pressure saat boost pressure mencapai nilai tertingginya. Engine akan menghasilkan maximum horsepower pada saat kondisi maximum boost pressure, perbandingan antara hasil dari pengukuran tersebut dengan nilai spesifikasi akan menginformasikan apakah menghasilkan rated horsepower. Boost pressure pada 1800 rpm adalah sebesar 500 ± 50 mm Hg (9.7 ± 1 psi). Jika engine tidak menghasilkan boost pressure yang memadai saat kondisi FULL LOAD rpm maka artinya engine tersebut juga tidak akan menghasilkan rated horsepower. Pengujian ini hanya boleh dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja engine pada saat melakukan troubleshooting. Pengujian ini tidak akurat untuk digunakan dalam melakukan full load screw adjustment.

PERHATIAN

Timing gear housing mempengaruhi pengukuran rack travel di atas chasis. Pada saat tersebut tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah penyetelan full liad adjustment screw telah merubah jarak rack travel sehingga melenceng dari nilai spesifikasi. Engine dynamometer dan fuel test bench merupakan metoda yang paling aman dan akurat dalam melakukan penyetelan engine horsepower.

on

High and Low Idle

High idle (1) dan low idle (2) screws digunakan untuk menyetel maximum and minimum engine speed. Spesifikasi high idle speed untuk 320 Hydraulic.

Excavator dengan engine 3066 adalah sebesar 1970 + 30 -20 rpm dan spesifikasi low idle adalah sebesar 800 ± 50 rpm. Apabila high idle screw diputar searah dengan putaran jarum jam maka HIGH IDLE rpm akan turun demikian juga sebaliknya. Apabila memutarkan low idle screw searah dengan arah putaran jam maka akan menaikkan rpm LOW IDLE dari engine.

PERHATIAN

Fungsi level pertama AEC akan menimbulkan kesulitan saat melakukan pengujian engine HIGH IDLE speed pada machine selama controller mengirimkan signal ke governor actuator motor. Level pertama AEC akan selalu mengurangi engine speed sebanyak 100 rpm dibawah HIGH IDLE tanpa memperdulikan AEC switch dalam kondisi ON ataupun OFF. Oleh karena itu, jangan pernah melakukan penyetelah HIGH IDLE speed saat engine masih terhubung ke controller. Untuk memeriksa HIGH IDLE gunakanlah back up switch.