Ultratrex Indonesia : Excavator Ampibi, Pilihan Utama Di Lahan Basah

on
Categories: Artikel, spare part alat berat morowali, spare part excavator jakarta, spare part excavator kendari, spare part excavator morowali

Perkebunan sawit yang berlahan basah akan membutuhkan excavator ampibi yang dapat mengapung dan tidak tenggelam. Salah satunya, Excavator Ultratrex yang menjadi solusi  tepat karena dirancang mampu bekerja  di tanah basah, rawa, dan sungai.

Di Indonesia, informasi mengenai excavator terapung atau dikenal excavator ampibi sangatlah minim di kalangan dunia industri khususnya perkebunan sawit. Padahal, excavator ampibi mempunyai keunggulan seperti mengapung di lahan basah dan sungai yang mendukung pekerjaan pengerukan lumpur, pembuatan parit, dan kanal.
PT Ultratrex Indonesia merilis produk excavator ampibi di Indonesia semenjak Oktober 2009. Perusahaan menjual produknya yang terbagi atas beberapa kelas sesuai bobot excavator yaitu mini, kecil, menengah, dan besar. Halim Podiono, Presiden Direktur PT Ultratrex Indonesia, mengatakan produk yang dijualnya terbilang baru untuk wilayah Indonesia. Kehadiran Ultratrex bermaksud membantu pelaku industri maupun pemerintah yang memerlukan excavator ampibi untuk menunjang aktivitas kerja mereka. Misalkan saja, sudah ada pesanan instansi pemerintah yang berminat memakai Ultratrex untuk membantu pengangkutan sampah banjir.

Sebelum Ultratrex datang, kebutuhan excavator ampibi dipasok dari excavator seken merek lain yang berasal dari luar negeri. Akibatnya, banyak pembeli yang kebingungan ketika mencari suku cadang dan servis.

Dibandingkan excavator biasa, Ultratrex dijamin tidak akan tenggelam ketika parkir di lahan basah. Dalam sejumlah kasus ditemui excavator non ampibi yang amblas di lahan basah.Walaupun, beberapa merek excavator memiliki fitur low ground pressure tetapi dapat tenggelam sewaktu parkir di lokasi kerja. Ketika excavator sudah tenggelam di lahan basah maka bisa dipastikan akan sulit menariknya kembali.

Keunggulan produk kami, ujar Halim Podiono, mampu terapung dan stabil di dalam air asalkan tidak diterjang ombak. Di sektor industri sawit, tipe Ultratrex yang diminati adalah kelas mini dan kecil. Menurut Halim Podiono, kapasitas kedua tipe ini sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha sawit untuk pembuatan parit di sepanjang tanaman sawit.

Sebab, kegiatan ini tidak memerlukan excavator bertipe besar.
Di kelas mini, excavator model ini berbobot 8 ton. Mempunyai bucker berkapasitas 0,2 meter kubik dan jangkauan arm crawler dapat mencapai 7 meter. Jenis mesin yang digunakan adalah Yanmar. Untuk tipe ini, lebar ponton mencapai 3 meter dan panjang 6 meter.

Untuk kelas kecil, Ultratrex mempunyai bobot seberat 15 ton. Mesin yang digunakan bermerek Yanmar yang telah dikenal kualitasnya bagi excavator di kelas kecil. Kapasitas bucket sebesar 0,3 meter kubik dan jangkauan arm crawler 9 meter. Panjang ponton mencapai 7,5 meter.
“Rata-rata kecepatan excavator ini antara 2-3 kilometer per jam,” kata Halim ketika diwawancarai Sawit Indonesia di kantornya yang berada di Sunter, Jakarta Utara.

Menurut Halim, pasar excavator apung masih besar sekali karena dapat dipergunakan beragam sektor industri. Selain itu, belum semua orang tahu kegunaan excavator ini. Bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat, sangatlah minim informasi mengenai excavator ampibi. Hal ini dibuktikan Halim Podiono yang pernah berpartisipasi dalam pameran di negara Paman Sam tersebut.

Menurut Halim, pengunjung pameran tersebut baru mengenal excavator ampibi setelah melihat produknya. Mereka tertarik menggunakan excavator Ultratrex setelah melihat brosurdan video aplikasinya.

Fitur tambahan lain Ultratrex adalah Amphibious Dredger ADX800. Menurut Halim, alat ini membantu pembeli yang ingin mengeruk atau menyedot pasir maupun lumpur di dalam sungai langsung disalurkan ke daratan. Dampaknya, pekerjaan lebih efektif dan cepat diselesaikan.
Semenjak diluncurkan sampai 2014, total populasi Ultratrex sudah mencapai 50 unit. Fakta ini menunjukkan PT Ultratrex Indonesia berpeluang meningkatkan penjualan di pasar excavator ampibi. Kendalanya memang mayoritas pembeli alat ini menginginkan fasilitas leasing. Tanpa leasing, pembeli akan terbebani dengan suku bunga tinggi akibatnya mempersulit pembayaran.Tetapi, menurut Halim Podiono, pihak lembaga pembiayaan beralasan produk ini masih baru dan belum terkenal.

Hambatan di sektor pembiayaan tidak menyurutkan langkah PT Ultratrex Indonesia. Apalagi, kompetitor di sektor excavator ampibi di Indonesia terbilang sedikit. Halim

Podiono menuturkan strategi peningkatan penjualan ditopang dengan kualitas layanan purna jual prima kepada pembeli. Mengingat, PT Ultratrex Indonesia adalah perusahaan baru. Makanya, stok suku cadang dan layanan servis harus diperhatikan. Stok cadang tersedia setiap saat yang ditempatkan dalam dua gudang berlokasi di Jakarta.
“Kami juga menjalin kerjasama dengan distributor lain untuk mempercepat pengiriman,” imbuh Halim.

Ditambahkan Halim, calon operator excavator ampibi mendapatkan training dari PT Ultratrex Indonesia. Sebenarnya, bagi operator yang sudah terbiasa mengoperasikan excavator tidaklah sulit mengoperasikan. Namun,kata Halim, mental operator sangatlah dibutuhkan ketika excavator sudah berada di air.

Dalam training ditekankan pengoperasian excavator ampibi lebih berhati-hati misalkan saja cara parkir dan keamanannya. Operator diminta melihat situasi sebelum excavator turun ke sungai atau lahan basah. Contohnya saja, tidak disarankan excavator beroperasi sewaktu arus air yang kencang. Faktor keselamatan sangat diperhatikan lewat penggunaan jangkar khususnya bagi excavator Ultratrex di kelas menengah dan besar. Jangkar mampu mencapai kedalaman air 5-6 meter.

Sekarang ini, bagi pembeli yang sudah mempunyai excavator merek lain dapat pula memesan ponton saja. Halim Podiono mengatakan sangat memaklumi permintaan ini karena sangat disayangkan kalau excavator tidak dipakai. “Kami menerima pula permintaan konsumen yang ingin membeli ponton saja. Setelah dipasang ponton, excavator dapat mengapung di air,” jelas Halim.

Ditengah bencana alam yang terjadi seperti kebakaran hutan, produk Ultratrex banyak pula diminati. Menurut Halim, produk ini dapat membantu pemadaman kebakaran hutan di lahan gambut lewat penyemprotan api dengan menggunakan pipa khusus yang terpasang di excavator.

Tahun ini, PT Ultratrex Indonesia optimis penjualan dapat meningkat 20% karena ada pasar baru seperti kelapa sawit dan segmen lain. Halim Podiono menjelaskan tahun ini pihaknya fokus mengembangkan produk ke industri kelapa sawit akibat merosotnya kinerja sektor pertambangan. Segmen industri lain yang dibidik antara lain pekerjaan umum, irigasi, dan tambak udang