Bagi anda yang bergelut di bagian pemeliharaan alat berat, anda memahami betapa rumitnya pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Semakin banyak alat berat yang dimiliki, semakin bertambah tingkat kesulitan yang ada. Anda harus menyusun jadwal service berkala, menentukan spare part yang dibutuhkan, jadwal overhaul, perbaikan unit yang mengalami kerusakan dan kecelakaan, sampai dengan eksekusi pekerjaannya.
Tidak jarang ada masalah timbul dikarenakan kesalahan memprediksikan suatu pekerjaan, sebagai contoh anda dan tim anda lupa mengorder satu atau beberapa item spare part, sehingga pekerjaan service harus dimundurkan. Atau, anda terlewat mengeksekusi suatu backlog masalah di satu unit, karena backlog itu tidak tercatat dengan baik. Hal yang juga sering timbul adalah pergantian orang yang bertanggung jawab terhadap suatu perencanaan, misalnya karena orang yang lama mengundurkan diri dan data yang selama ini dikelola ikut hilang juga.
Pencatatan dan penjadwalan secara manual yang banyak mengandalkan daya ingat dan kelengkapan data yang dimiliki, sangat rawan menimbulkan kesalahan. Untuk itu pekerjaan maintenance memerlukan alat bantu berupa software yang dinamakan Plant Maintenance System (PMS).
Pada dasarnya suatu software PMS bekerja dengan cara sebagai berikut :
- Membangun data kelengkapan semua unit alat berat, baik data pembelian, data teknis dan data operasional.
- Membangun data kebutuhan setiap unit, baik itu spare part, konsumabel, maupun aksesoris, termasuk dengan baiaya (harga) dari masing-masing item.
- Membangun database tim mekanik yang dimiliki, berikut dengan biaya yang dibutuhkan bagi setiap mekanik per jamnya.
- Menyusun jadwal pemeliharaan setiap alat berat berdasarkan pola tertentu, seperti hourmeter atau kilometer, dengan memasukkan spare part, konsumabel
- Memasukkan backlog atau pekerjaan tambahan.
Setelah database terbangun, kini saatnya untuk menggunakan PMS dalam mengeksekusi pekerjaan. Sistem PMS akan memberikan informasi mengenai rencana pekerjaan yang akan dilakukan berdasarkan jadwal jatuh tempo dari pekerjaan maintenance yang terakhir kali dilakukan. Tentunya, tanpa disiplin yang kuat dalam mengikuti jadwal maintenance yang diinformasikan oleh software PMS, software PMS ini menjadi tidak ada artinya. Hal yang lain, diperlukan disiplin dalam mencatat setiap pekerjaan yang sudah dilakukan.